Minggu, 09 September 2012

Kisah Sebuah Racikan Omelette


Pagi ini, seusai aku melakukan lari pagi bersama seorang sahabat, aku menemukan sebuah pelajaran yang cukup menarik. Semua berawal dari Sebuah Racikan Omelette. Racikan omelette ini, mungkin merupakan hal yang sangat biasa. Bahkan, tidaklah bermanfaat, sebelum kita mengolahnya dengan menggorengnya. Namun, aku melihat sebuah keindahan dari sana. Semuanya berawal dari aspek, dari manakah kita melihat racikan omelette tersebut. Karena sesungguhnya, Allah menciptakan alam semesta dan seisinya ini tanpa ada satupun yang sia-sia. Semuanya akan barakah, ketika kita dapat mengolah/mengelolanya dengan baik.


Kemudian, bandingkan dengan uang yang ada dalam sebuah kotak infaq. Terlihat tidak indah, tidak teratur, dan kotor. Namun, kita tak bisa pungkiri tentang kebermanfaatan dari uang tersebut. Bahkan, orang pun rela berjuang keras, untuk berusaha mendapatkannya sebanyak-banyaknya. Sering kali, orang itu menghalalkan segala cara untuk bisa mendapakannya, dan lupa akan tujuan sebenarnya dari hidup yang ia miliki. Na'udzubillaah

Aku teringat sebuah kisah. Yaitu ada seseorang yang berdiri di teras lantai 5 di bagian depan rumahnya. Kemudian, ia pun melihat salah seorang sahabatnya lewat di depan rumahnya. Ia ingin memanggil temannya tersebut. Namun, karena tidak ingin mengganggu tetangga yang lain, ia mengurungkan diri untuk memanggil temannya dengan berteriak. Akhirnya, dia mempunyai sebuah ide, yaitu dia menggulung sebuah uang menjadi seperti batu, kemudian dia melemparkannya ke arah temannya tersebut. Dia melakukannya, dan uang tersebut tepat mengenai kepala temannya tersebut. Namun, yang dilakukan temannya adalah dia mengambil uang nya dan segera meninggalkan tempat itu.

Kemudian, di lain hari, kejadian tersebut kembali terjadi. Namun, dia tidak akan melakukan hal yang sama untuk memanggil temannya tersebut. Dia mengambil batu kecil yang ada di teras, kemudian dia melemparkannya ke arah temanya tersebut. Batu kecil tersebut tepat mengenai kepala temanya. Temannya merasa kesakitan dan segera mencari orang yang dengan sengaja melemparinya dengan batu kecil. Temannya itu pun melihat dirinya yang berdiri di teras lantai 5, kemudian temannya memarahinya. Temannya itu pun segera pergi meninggalkan tempat itu.



Kisah tersebut merupakan sebuah penggambaran dari kehidupan yang kita miliki sekarang ini. Allah SAW selalu menurunkan nikmat yang begitu banyaknya, sampai-sampai kita takkan bisa menyebutkan seluruhnya. Namun, apakah yang kita lakukan terhadap nikmat tersebut, apakah kita mensyukurinya sehingga semakin mengingatkan diri kita kepadanya? Ataukah malah semakin mebuat kita lalai dan terlena sehingga membuat kita semakin jauh dari-Nya?

Begitu juga, ketika Allah SAW memberikan sedikit ujian kepada kita berupa musibah. Apakah musibah tersebut dapat membuat kita bersabar, lebih mengingat Allah SAW, dengan lebih memohon pertolongan dan berserah diri kepada-Nya? Ataukah malah membuat kita putus asa dan pasrah, serta malah menyalahkan-Nya telah berbuat tidak adil karena menurunkan musibah kepada kita?


"Menakjubkan sungguh urusan orang beriman. Segala perkaranya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali pada orang yang beriman. Jika mendapat nikmat ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya"

~ H.R. Abu Dawud dan Trimidzi ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar