Seperti yang terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 151 :
"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni'mat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."
Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa salah satu tugas dari Rasul adalah menyucikan jiwa (tazkyatun nafs). Dari ayat tersebut pula, bisa diambil kesimpulan tentang pentingnya tazkiyatun nafs dalam tujuan pengutusan Rasul di muka bumi.
Alasan lain tentang pentingnya tazkiyatun nafs adalah sesuai pada surat As_Syams ayat 1-10 yaitu :
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila
mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila
menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta
penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (potensi) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Pada ayat-ayat di atas, Allah bersumpah dengan 11 ciptaannya. Di dalam Al-Qur'an, tidak ada pernah Allah bersumpah lebih dari itu. Allah bersumpah bahwa sungguh beruntung, orang-orang yang menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dan merugi orang-orang yang mengotori hati. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) merupakan hal yang sangat penting.
Tazkiyah, secara etimologis memiliki 2 makna yaitu : Penyucian dan pertumbuhan. Secara istilah, zakatunn-nafs memiliki 3 buah arti yaitu :
- Merealisasikan penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat (tathahhur)
- Merealisaskian kesadaran, kapasitas dan kedudukan (maqam) dirinya sebagai seorang mukmin (tahaqquq)
- Menjadikan asma' dan shifat2 mulia Allah sebagai akhlaqnya (takhalluq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar